Musim Panas Ekstrem 2025 Ganggu Aktivitas Warga Los Angeles

Musim Panas Ekstrem 2025 Ganggu Aktivitas Warga Los Angeles

Los Angeles — Musim panas tahun 2025 tercatat sebagai salah satu yang paling ekstrem dalam sejarah modern Los Angeles. Dengan suhu yang terus menembus angka 110°F (sekitar 43°C) di beberapa wilayah, dampaknya terasa di hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, dari kesehatan hingga ekonomi lokal.

Para ahli menyebutkan bahwa ini bukan sekadar anomali, melainkan bagian dari pola perubahan iklim yang semakin nyata.

Lonjakan Suhu dan Dampak Langsung

Data dari National Weather Service menunjukkan bahwa suhu di wilayah pusat dan Lembah San Fernando meningkat rata-rata 5–7°F dibandingkan musim panas tahun lalu. Selain itu, terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah hari dengan peringatan heatwave, atau gelombang panas ekstrem.

Kondisi ini memaksa warga membatasi aktivitas di luar ruangan. Sekolah-sekolah dasar di LA Unified School District bahkan sempat menunda kegiatan fisik luar ruangan selama hampir dua minggu penuh pada bulan Juli.

“AC di rumah tidak berhenti menyala. Kami harus keluar biaya tambahan hampir $200 bulan ini,” ujar Diana Lopez, seorang ibu rumah tangga di kawasan East LA.

Risiko Kesehatan dan Upaya Darurat

Departemen Kesehatan Los Angeles melaporkan adanya lonjakan kasus penyakit yang terkait dengan panas, terutama heat stroke, dehidrasi, dan eksaserbasi masalah pernapasan seperti asma.

Untuk mengantisipasi hal ini, otoritas kota membuka lebih dari 50 cooling centers—tempat perlindungan ber-AC yang bisa digunakan warga secara gratis. Gedung perpustakaan, pusat komunitas, dan beberapa gym publik diubah fungsinya sementara untuk mendukung program ini.

Dr. Helena Watts, ahli kesehatan masyarakat dari UCLA, mengingatkan bahwa kelompok lansia dan anak-anak menjadi kelompok paling rentan. “Musim panas bukan lagi sekadar soal kenyamanan. Ini kini jadi masalah keselamatan.”

Dampak Ekonomi dan Infrastruktur

Gelombang panas juga memberi dampak pada sektor ekonomi. Bisnis kecil seperti kafe dan restoran yang bergantung pada pengunjung pejalan kaki mengalami penurunan omzet drastis, terutama di akhir pekan. Di sisi lain, toko peralatan pendingin dan layanan servis AC mengalami lonjakan permintaan.

Layanan kelistrikan pun tak luput dari tekanan. LADWP (Los Angeles Department of Water and Power) melaporkan rekor permintaan energi tertinggi dalam satu dekade, menyebabkan pemadaman bergilir di beberapa wilayah pada puncak musim panas.

“Kami telah mengaktifkan protokol darurat untuk memastikan suplai tetap stabil, tapi tantangannya luar biasa,” kata juru bicara LADWP dalam pernyataan resmi.

Strategi Pemerintah Menghadapi Perubahan Iklim

Sebagai respon jangka panjang, Pemerintah Kota Los Angeles meluncurkan rencana penanaman 90.000 pohon baru hingga tahun 2026 untuk membantu meredam efek urban heat island, terutama di area yang padat bangunan dan minim ruang hijau.

Selain itu, inisiatif “Cool Roof Program” kembali didorong, yaitu insentif untuk pemilik rumah agar mengganti atap dengan bahan reflektif yang dapat menurunkan suhu ruangan secara alami.

Wali Kota Maria Gutierrez menegaskan bahwa adaptasi terhadap iklim ekstrem harus menjadi bagian dari kebijakan kota yang berkelanjutan. “Kita tidak bisa menunggu hingga krisis memuncak. Perubahan sudah terjadi dan kita harus bertindak sekarang.”

Kesadaran Warga Meningkat

Meski banyak yang terdampak, musim panas ekstrem ini juga mendorong kesadaran warga terhadap pentingnya perubahan gaya hidup. Komunitas lokal mulai aktif dalam program daur ulang air, penggunaan panel surya, hingga kampanye pengurangan jejak karbon.

“Saya mulai mempertimbangkan beralih ke mobil listrik setelah melihat betapa seriusnya situasi ini,” ujar Michael Tran, seorang guru di Koreatown.

Musim panas ekstrem tahun ini menjadi pengingat nyata bahwa perubahan iklim bukan sekadar isu global yang jauh dari kehidupan sehari-hari. Di Los Angeles, dampaknya sudah sangat terasa—dan solusi tidak bisa ditunda lebih lama lagi.

Langkah-langkah adaptif, kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan, dan partisipasi aktif warga akan menjadi kunci agar kota ini tetap tangguh menghadapi tantangan iklim di masa depan.