Kejahatan Rasial Terhadap Orang Asia di Amerika Serikat – Kejahatan rasial terhadap orang Asia dan keturunan mereka di Amerika Serikat telah meningkat secara dramatis. Hal itu terjadi sejak awal pandemi global virus corona (Covid-19) pada awal tahun 2020.Sikap mantan Presiden Donald Trump yang sedang berkuasa saat itu, bahkan menyebutnya sebagai virus China, juga memperburuk rasisme di kalangan orang Asia di negeri Paman Sam itu.
Kejahatan Rasial Terhadap Orang Asia di Amerika Serikat
lacitybeat – Informasi Stop AAPI Hate, badan yang melacak kejadian dendam serta pembedaan kepada orang Asia- Amerika serta Kepulauan Pasifik, menulis paling tidak terdapat 500 kejadian dalam 2 bulan awal tahun ini. Bila diamati satu tahun terakhir, pasti angkanya lebih besar, menggapai 3. 795 keluhkesah.Kebanyakan informasi menulis 68% ialah pelecehan lisan. Sedangkan 11% mengaitkan serbuan raga.
Permasalahan terkini ialah penembakan serta pembantaian oleh masyarakat Amerika kepada 8 orang di zona spa di Atlanta pada Selasa( 16 atau 3 atau 2021) malam durasi setempat. 6 di antara lain merupakan perempuan Asia- Amerika.Dalam sebagian minggu terakhir pula timbul sebagian laporkan kematian orang Asia di AS. Salah satunya pembantaian seseorang imigran Thailand berumur 87 tahun, Vichar Ratanapakdee, dan penyerangan kasar kepada seseorang laki- laki berumur 67 tahun di San Francisco yang tidak dituturkan namanya dengan cara khalayak.
Berikutnya terdapat pemukulan kepada seseorang laki – laki bernama Denny Kim berumur 27 tahun di Koreatown Los Angeles. Denny berkata para penyerangnya berteriak,” Kalian menderita Virus Cina, kembali ke Cina”.Pada tahun 2020, bagi informasi New York City Police Department( NYPD), terdapat 29 serbuan bermotivasi rasial kepada orang Asia- Amerika di New York City. Sebesar 24 permasalahan di antara lain ditafsirkan mempunyai” dorongan virus corona.”
Gelombang kekerasan yang bertambah kepada orang Asia menuntun banyak orang ke arah corak rasial sehabis informasi mengenai pembantaian di area Atlanta tersiar ke arah negara.Bukan Hal Baru ,Tetapi, permasalahan rasis kepada orang Asia di Amerika tidak timbul baru- baru ini. Dikutip dari The Washington Post, permasalahan rasis kepada Asia di Amerika telah berjalan semenjak sebagian era kemudian.
Perumpamaan itu berawal dari tahun 1700- an, kala para dokter Cina membuat lukisan epidemiologis mendetail dari korban cacar. Tetapi sebagian tahun setelah itu, perihal ini dengan cara tidak masuk ide, justru diklaim oleh Prancis.Ini diklaim selaku fakta kelebihan penyembuhan Eropa. Timbul buah pikiran rasis kalau orang Cina merupakan suku bangsa kotor serta pembawa penyakit memadamkan.
Perihal ini amat cemas. Sebab pada dikala yang serupa, orang Eropa ialah pengidap cacar serta banting yang menimbulkan musnahnya populasi masyarakat asli di semua Amerika serta Pasifik.Pada era ke- 19, negara- negara Eropa, yang putus asa buat memanfaatkan kekayaan Asia, memforsir Jepang serta Cina dibuka. Mereka mengawali perdagangan apiun buat sutra, teh, serta perak, serta kala Cina berupaya mengakhirinya dengan membuat narkotika bawah tangan, daya asing mengawali 2 Perang Kegemaran beruntun.
Lenyapnya Cina dari kedua perang itu membuka lebih jauh untuk kebutuhan bidang usaha Eropa serta Amerika, yang menghidupkan kembali buah pikiran kalau orang Cina lemas serta mengidap. Perang menggerakkan evakuasi, serta stereotip ketidakmurnian serta pencemaran menjajaki para migran ke Amerika, di mana mereka dituntut ke kawasan tinggal terpisah dengan cara rasial yang sering- kali berkembang jadi Chinatown, Japantowns serta Filipino Towns.
Bertahun – tahun keganasan juga terjalin pada masyarakat Asia di situ. Pada tahun 1886 saja, massa membakar paling tidak selusin Chinatown di California sampai datar dengan tanah.Serangkaian hukum yang disahkan pula terbuat buat menghalangi hak- hak awam orang Asia- Amerika. Tercantum akses ke pembelajaran, aplikasi adat, serta kegiatan bidang usaha.
Ada pula hukum yang dimaksudkan buat melempangkan keaslian laki- laki kulit putih ataupun white supremacist agitasi. California mengesahkan hukum anti- miscegenation yang mencegah perkawinan antara orang kulit putih serta” negro, mulatto, ataupun Mongolia”.Hukum sejenis itu menggapai puncaknya pada Hukum Dispensasi Cina tahun 1882. Itu buat awal kalinya hukum federal AS berusaha dikecualikan sesuatu golongan etnik.
Baca Juga : Komunitas L.A. County Melihat Peningkatan Dalam kasus Virus Corona
Fakta Anti-Asia di Amerika, 2 Gadis Indonesia Jadi Korban
Stop Asian Hate hingga hari ini jadi poin dialog semua bumi spesialnya di Amerika Sindikat. Mengerti kah Ibu, kalau aksi ini tercipta sebab terdapatnya afeksi anti- Asia yang kian menggila semenjak endemi COVID- 19 berjalan.Dampak afeksi anti- Asia ini, permasalahan orang non Asia, paling utama kulit putih, melanda banyak orang Asia juga bertambah. Mereka melanda tanpa karena serta gawatnya memakan korban, Ibu.
Salah satu ilustrasi permasalahan akut merupakan penyerangan eyang 84 tahun asal Thailand yang bermukim di San Francisco. dalam rekaman pada 28 Januari, Vicha Ratanapakdee didorong ke tanah disaat melakukan rute pagi di San Francisco. Hanya 2 hari sesudah bidasan itu, beliau berpulang.Si pelakon, Antoine Watson yang sedang berumur 19 tahun sudah didakwa serta berterus terang tidak bersalah atas permasalahan pembantaian serta pelecehan lanjut usia.
Untuk lebih lengkapnya, Bunda bisa simak fakta berikut ini:
Sejak dahulu
Warnanya, pembedaan sampai kekerasan kepada masyarakat generasi Asia sudah berjalan di Negara Mamak Sam jauh saat sebelum endemi berjalan, Ibu. Diambil dari The Washington Post, masyarakat generasi Asia sudah bermukim 160 tahun kemudian. Semenjak itu pula, masyarakat generasi Asia jadi target kefanatikan.
Di era civil war, pada 1854, Dewan Agung California menyudahi generasi Asia tidak bisa bersaksi melawan orang kulit putih di majelis hukum.ketetapan itu sedikit banyak menghasilkan agunan kalau orang kulit putih dapat dengan gampang lulus dari ganjaran atas kekerasan kepada orang Asia yang dilatarbelakangi rasa benci serta aksi rasial.
Pandemi membuat situasi makin parah
Bagi riset terkini, kekerasan anti- Asia lalu bertambah sampai 150 persen semenjak endemi Corona mulai menabur, loh.Di dini 2020, afeksi anti- Asia pula diperparah kala Mantan Kepala negara Amerika Sindikat Donald Trump, lalu mengatakan virus Corona itu selaku Virus Cina yang mengakibatkan stigmatisasi kepada orang generasi Asia di Negara Mamak Sam, apalagi bumi Barat.
Lebih dari 3.800 kekerasan dilaporkan
Riset yang diluncurkan oleh forum peliputan Stop AAPI Hate pada 16 Maret kemudian mengatakan nyaris 3. 800 kejadian dikabarkan sepanjang kurang lebih satu tahun sepanjang endemi.Ini nilai yang jauh lebih besar dari hitungan tahun kemudian, ialah dekat 2. 600 kejadian dendam dengan cara nasional sepanjang bentang durasi 5 bulan.
Kebanyakan korban adalah wanita
Dalam informasi yang yang diluncurkan oleh forum peliputan Stop AAPI Hate, jumlah korban perempuan jauh lebih besar dari informasi itu, ialah 68 persen, dibanding dengan laki- laki, yang ialah 29 persen responden.Russell Jeung, guru besar riset Amerika Asia di San Francisco State University serta penggagas forum, berkata kalau kombinasi rasisme serta seksisme, tercantum stereotip kalau perempuan Asia lemas halus serta taat, mungkin besar jadi aspek pemicu ini.
” Terdapat gairah titik- temu yang terjalin alhasil orang lain bisa jadi menyangka bagus perempuan Asia serta perempuan serta perempuan Asia selaku sasaran yang lebih gampang,”
Lansia kerap diserang
Lanjut usia sering jadi target afeksi anti- Asia. Amanda Nguyen sociopreneur serta penggerak HAM gusar serta memberikan banyak informasi permasalahan di alat sosialnya sehabis penyerangan eyang 84 tahun asal Thailand.Ada penyerangan seseorang nenek Vietnam berumur 64 tahun. Beliau diserbu serta dirampok di San Jose, California. Kemudian, terdapat serbuan kepada seseorang laki- laki Filipina berumur 61 tahun yang mukanya disayat dengan pemotong kotak di New York.
Film Nguyen jadi viral kala lebih banyak informasi mengenai serbuan kekerasan serta perampokan timbul, tercantum salah satu dari seseorang laki- laki berumur 91 tahun yang terjebak kamera dilempar ke tanah di Oakland Chinatown, di mana sudah terdapat lebih dari 20 serbuan kekerasan serta perampokan yang dikabarkan semenjak Januari.